Ki Hajar TIK Talks Bali
Pada hari Rabu, 23 September 2020, penulis berkesempatan mengikuti kegiatan seminar online bertajuk Kihajar TIK Talks Bali yang bertema "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" (mewujudkan SDM Bali Unggul. Kegiatan tersebut diikuti oleh ribuan guru di Bali yang berasal dari berbagai jenjang pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, dna yang sederajat.
Dalam kegiatan tersebut, Bapak Plt. Kepala Pusdatin, Muhammad hasan Chabibie, S.T, M.Si., menyampaikan tentang Kebijakan Pendidikan yang telah diterapkan Kemdikbud selama pembelajaran jarak jauh di masa pandemi. Beliau menyampaikan bahwa pembelajaran daring adalah gerbang baru menuju transformasi digital. Dengan adanya pandemi telah membuat hal tersebut lebih cepat terjadi. Untuk memfasilitasi pendidikan jarak jauh selama pandemi, Kemdikbud telah menerapkan berbagai kebijakan pendidikan yakni sebagai berikut.
Kebijakan relaksasi, yakni upaya untuk mengurangi/meniadakan pembelajaran tatap muka. Selama ini, pada saat pembelajaran tatap muka diterapkan ada berbagai masalah yang harus dihadapi, terlebih lagi dengan pembelajaran online. Tentunya masalah dalam pembelajaran itu sudah pasti ada. Tapi, beliau menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat dan guru-guru Indonesia adalah guru-guru yang kreatif. Guru yang kreatif akan dapat menjaga api belajar dari para anak didik tetap menyala. Dengan adanya program relaksasi di dunia pendidikan, pemerintah telah menyatakan bahwa kurikulum tidak harus tuntas, bahkan sekolah-sekolah boleh menerapkan kurikulum darurat ataupun melakukan penyesuaian kurikulum secara mandiri.
Untuk mengatasi permasalahan belajar daring, di mana para siswa masih banyak yang belum memiliki akses internet atapun perangkat, maka pemerintah melalui Kemdikbud telah mengeluarkan Program Belajar dari Rumah di TVRI. Program Belajar dari Rumah di TVRI tersebut disediakan untuk semua jenjang pendidikan mulai dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK atau yang sederajat. Metode yang digunakan juga beraneka ragam dan telah disiarkan melalui TVRI.
Selain itu, Kemdikbud juga telah secara simultan melakukan Program Sapa DRB, Pembelajaran Berbasis TIK, dan Kihajar STEM. Semua itu adalah untuk mencapai satu tujuan yakni, menjaga api belajar agar tetap menyala. Yang terkini adalah program Penyediaan Bantuan Kuota bagi siswa, guru, dan dosen oleh Kemdikbud . Kuota tersebut terdiri atas kuota belajar dan kuota umum. Program tersebut di-launching secara langsung oleh Bapak Presiden RI, Joko Widodo pada hari Kamis, 24 September 2020. Dalam kesempatan tersebut, Bapak Plt. Kapusdatin juga menyampaikan harapan agar kuota tersebut difungsikan dengan baik. Bagi yang belum mendapatkan bantuan kuota agar segera menghubungi pihak sekolah supaya segera diisi di Dapodik.
Dalam mengakhiri sesinya, Bapak Hasan Chabibie menyampaikan bahwa "Setiap orang adalah guru. Setiap Rumah adalah sekolah". Belajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja.
Narasumber kedua dalam acara tersebut adalah Bapak Mansur Fauzi. Beliau adalah Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Utama Pusdatin. Dalam kesempatan tersebut, beliau membawakan materi tentang Strategi Pendidikan Jarak Jauh sesuai dengan Permendikbud Nomor 119 Tahun 2014.
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah pendidikan yang bercirikan peserta didik terpisah dari pendidik. Pelaksanaan PJJ ini sangat ditunjang oleh unsur teknologi informasi dan komunikasi. PPJ mengemban tujuan untuk perluasan, pemerataan akses, peningkatan mutu, dan relevansi pendidikan dasar dan menengah. Dengan karakteristik terbuka, belajar mandiri, dan belajar tuntas memanfaatkan TIK untuk pendidikan dan/atau teknologi pendidikan lainnya.
Dalam pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) ada banyak tantangan yang dihadapi, di antaranya adalah kondisi psikologis anak, peran orang tua/wali siswa, kompetensi guru dalam menjalankan PJJ, ketersediaan fasilitas penunjang, kesiapan dalam penyusunan kurikulum, dan pengaturan jam belajar yang tepat. Peran orang tua diantaranya adalah untuk menyepakati cara berkomunikasi dengan pihak sekolah, menyiapkan perangkat (gawai), memastikan anak siap untuk belajar, dan mendorong anak untuk aktif belajar.
Syarat yang perlu dipenuhi untuk dapat menyelenggarakan PJJ di antaranya adalah ketersediaan hardware dan software di kedua pihak baik siswa maupun guru; Adanya jaringan internet yang stabil; Kesiapan dan kemampuan baik guru maupun siswa untuk dapat mengoperasikan hardware dan software; Dan ketersediaan materi yang sudah didigitalisasi.
Cara yang dapat dilakukan untuk menyiasati tantangan pelaksanaan PJJ diantaranya: Pembelajaran tidak harus dilaksanakan secara live, bisa juga dengan cara direkam; PJJ hendaknya berfokus kepada karakteristik dan kebutuhan belajar siswa; Menjamin adanya kontrol, interaksi, dan metode yang beragam; Menyesuaikan dengan cara berpikir milenial; Semua stake holder serius mengupayakan pemerataan akses internet.
Jadi, kesimpulannya adalah sebagai berikut. PJJ merupakan alternatif solusi pendidikan di masa depan. PJJ juga dapat mendorong pendidik, orang tua, lebih peduli terhadap TIK. Dengan PJJ, siswa bisa belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, serta dapat meningkatkan partisipasi di dalam pendidikan.
Narasumber ketiga adalah seorang guru pakar teknologi pendidikan di Bali, beliau adalah Bapak I Wayan Abyong, ST., M.Kom. Beliau menyampaikan materi tentang melajah.id. Melajah.id adalah layanan e-Learning yang diperuntukkan untuk sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK di Provinsi Bali dalam mengembangkan layanan pembelajaran digital secara mandiri dan terintegrasi. Melajah.id bertujuan untuk memberikan layanan e-learning mandiri terintegrasi, berbasis Open Source dan free kepada Sekolah tingkat TK, SD, SMP, SMK dan SMA di Lingkungan Disdikpora Provinsi Bali.
Fasilitas yang diberikan untuk sekolah dari Melajah.id di antaranya VPS (Virtual Private Sever) dengan OS Server Linux; Keamanan Data dengan teknologi terkini yang terjamin karena tersimpan di Data Center yang berlokasi di Bali; Video conference Untuk mendukung kegiatan bertatap muka melalui video call; Layanan Help Desk dan teknis yang siap melayani masalah teknis dan non teknis; Peningkatan kompetensi SDM Guru di bidang TIK; Free akses ke portal Melajah.id dari provider GSM yang sudah melakukan kerjasama dengan Melajah.id.
Untuk informasi lebih lengkap tentang melajah.id dapat langsung mengunjungi https://melajah.id/
Narasumber berikutnya adalah dari PGRI Bali, Beliau adalah Bapak I Komang Purwata. Beliau menyampaikan tentang integrasi konten interaktif untuk pengembangan Adaptive Learning. Adaptive Learning adalah pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhan siswa, melalui umpan baik yang terarah, cepat, serta mengarah kepada sumber belajar yang bersesuaian.
Dalam kesempatan tersebut, tampil pula sebagai pemateri Duta Rumah Belajar Nasional Provinsi Bali tahun 2019, Ibu Luh Eka Yanti, S.Pd.M.Pd. Beliau membawakan materi tentang pendidikan inklusif. Dan Bapak Putu Edy Pariawan yang membawakan materi pemanfaatan blog dalam pembelajaran.
Untuk mendapatkan materi Kihajar TIK Talks secara lengkap dapat menyaksikan video berikut.
Temukan
informasi selengkapnya melalui https://belajar.kemdikbud.go.id
Ikuti pada
Instagram:
@belajar.kemdikbud
YouTube: Rumah
Belajar Kemdikbud
Facebook: Rumah
Belajar Kemdikbud
Saran, masukan, dan kritikan yang bersifat membangun, silakan isikan pada kolom komentar. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar